Project Life Cycle dan Software Development Life Cycle Secara Singkat

 Hi there! Ho there! Hi there! Who's there? He's there! 

Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas secara singkat tentang Project Life Cycle dan Software Development Life Cycle

Project Life Cycle

PLC merupakan seluruh fase dan daftar aktivitas yang diperlukan untuk memenuhi seluruh tujuan dan permintaan dalam sebuah proyek. PLC membutuhkan riset dan identifikasi lebih mendalam. Apapun metodologi yang digunakan dalam manajemen proyek, setiap proyek mengikuti PLC yang sama. PLC dapat menuntun manajer proyek dan tim dalam mengerakkan proyek dari awal hingga selesai sehingga langkah selanjutnya dalam proses pengerjaan jelas.

Fase Project Life Cycle

Initiation Phase

Pada fase ini, tujuan dan peraturan mendasar proyek sudah dipersiapkan. Tim proyek harus mengetahui kebutuhan proyek, seperti kebutuhan produk, layanan, atau masalah yang harus diatasi. Proyek manajer harus menemukan berbagai ide untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini dan menetukan berbagai peraturan untuk menyelesaikan masalah dalam memenuhi tujuan proyek. Untuk menyampaikan ide-ide ini kepada klien atau investor, manajer proyek perlu melakukan pengkajian, mengindentifikasi ruang lingkup, dan mengembangkan sebuah kasus bisnis.

Langkah-langkah dalam Initiation Phase:

  • Melakukan studi kelayakan
  • Mengidentifikasi ruang lingkup, hasil proyek, dan stakeholder proyek
  • Mengembangkan sebuah kasus bisnis dan statement of work.
Planning Phase

Pada fase ini, manajer proyek akan membagi proyek keseluruhan menjadi tugas-tugas kecil sehingga setiap anggota tim memiliki tanggung jawab dan mengetahui deadline dari tugas. Selain itu, manajer proyek perlu menentukan hirarki dan struktur yang tepat.

Langkah-langkah dalam Planning Phase:
  • Membuat rencana proyek dan workflow diagram
  • Estimasi dana untuk membuat rencana finansial
  • Mengumpulkan sumber daya
  • Antisipasi risiko untuk mengatasi masalah kualitas
  • Melakukan pertemuan perdana
Execution Phase

fase ini menjadi fase terpenting di mana seluruh pengerjaan dilakukan. Seluruh rencana harus sudah ditentukan agar pengerjaan tidak membingungkan, kacau, bahkan gagal. Manajer proyek harus memeriksa kemajuan untuk mengetahui apakah keluar jalur atau tidak. Selain itu, manajer proyek perlu mengetahui kesulitan anggota tim, pendistribusian sumber daya, dan potensi masalah.

Langkah-langkah dalam Execution Phase:
  • Membuat subtask untuk menjaga workflow
  • Berkomunikasi untuk menjaga transparansi
  • Menyerahkan tugas ke anggota yang lebih memahami
  • Lakukan quality control
  • Mengelola dana
Closing Phase

Setelah menyelesaikan seluruh tugas, tujuan, dan permasalahan yang terjadi dalam pengembangan proyek, manajer proyek harus melakukan tugas tambahan sebelum mengakhiri proyek.

Langkah-langkah dalam Closing Phase:
  • Menganalisis kinerja proyek
  • Mengevaluasi kinerja tim
  • Mendokumentasi hal-hal yang dipelajari
  • Mengalokasikan sisa sumber daya
Setelah closing phase, barulah tim proyek dapat beristirahat. Namun manajer proyek jangan sembarangan dalam closing phase karena pengalaman yang didapat dalam pengembangan proyek kali ini dapat membantu di pengembangan proyek yang akan datang.

Metodologi Software Development Life Cycle

SDLC merupakan sebuah proses sistematis untuk membangun perangkat lunak yang memastikan kualitas dan kebenaran perangkat lunak yang dibangun. Proses ini bertujuan untuk meproduksi perangkat lunak berkualitas tinggi sesuai dengan ekspetasi klien. SDLC terdiri dari rencana detail yang menjelaskan cara memuat rencana, membangun, dan menjaga suatu perangkat lunak. Setiap fase dalam SDLC memiliki proses dan hasil masing-masing yang dibutuhkan untuk fase berikutnya.

Berikut beberapa Metodologi SDLC yang populer digunakan:

Agile

Agile didasarkan pada pendekatan yang berulang dan bertambah. Kegagalan yang cepat dan perilisan saat dikembangkan menjadi ciri khas dari Agile. Setiap pengulangan akan merilis rancangan perangkat lunak yang lebih baik dari rancangan perangkat lunak sebelumnya.

Keunggulan
  • Mampu mengakomodasi perubahan baru atau tambahan yang terjadi saat fase pengembangan tanpa dibatasi oleh dana.
  • Melibatkan manajer proyek dan stakeholder untuk menerima umpan balik secara konsisten dalam proses pengembangan.
  • Cepatnya pengembangan dan pengujian mampu menemukan kekurangan dalam teknologi yang digunakan atau kekurangan dalam kebutuhan sehingga memudahkan dalam menemukan tindakan alternatif.
  • Membantu tim pengembang mengidentifikasi dan menentukan isu kecil sebelum menjadi masalah.
  • Penghematan dana dan waktu dikarenakan proses dokumentasi yang sedikit.
Kekurangan
  • Hampir mustahil untuk mengukur usaha yang dibutuhkan di awal pengembangan proyek yang besar dan kompleks.
  • Memiliki risiko besar apabila klien atau end-user tidak pasti dengan kebutuhan yang mereka inginkan.
  • Membutuhkan sumber daya yang berharga.
  • Tidak menekankan dalam perancangan dan dokumentasi proses.
Lean

Tim proyek memiliki tujuan menemukan peluang untuk mengurangi kemubaziran di setiap langkah proses SDLC. Biasanya mengurangi pertemuan yang tidak penting dan mengurangi dokumentasi. Perbedaannya dengan Metodologi Agile, Agile memprioritaskan kepuasan klien dari awal pengembangan proyek, sedangkan Lean memprioritaskan untuk menghindarkan kemubaziran dengan tujuan akhir membuat. Metodologi Lean mengikuti 7 prinsip, sebagai berikut:
  1. Menghilangkan kemubaziran
  2. Memperkuat pembelajaran
  3. Memutuskan selama mungkin
  4. Merilis secepat mungkin
  5. Menguatkan tim proyek
  6. Menekankan integritas konseptual
  7. Melihat  proyek secara keseluruhan
Kelebihan
  • Diaplikasikan untuk mengintegrasi rim dan mengoptimalkan kolaborasi.
  • Mendukung perilisan rancangan yang lebih besar dengan waktu yang lebih cepat
  • Mudah diukur sehingga cocok untuk digunakan dalam pengembangan proyek yang besar dan kompleks.
  • Menguatkan tim pengembang dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan motivasi.
  • Penghematan dana dan waktu dengan menghilangkan aktivitas tidak penting.
Kekurangan
  • Membutuhkan dokumentasi yang baik, khususnya dilengkapi dengan kebutuhan bisnis. Apabila gagal akan berakibat keterlambatan atau kesalahan pengembangan sesuai dengan kekurangan dokumentasi tersebut.
  • Sangat bergantung pada tim pengembang sehingga memerlukan tim pengembang berpengalaman dan berkemampuan tinggi.
  • Relatif mudah kehilangan fokus.
Hubungan PLC dan SDLC

Dalam suatu proyek perangkat lunak, SDLC akan ditemukan pada execution phase dalam PLC. Execution phase merupakan tahapan di mana tim proyek mengembangkan perangkat lunak. Di akhir execution phase, tim proyek akan menghasilkan perangkat lunak yang sudah siap digunakan oleh klien.

Referensi

https://www.proprofsproject.com/blog/project-life-cycle-and-its-phases/
https://www.guru99.com/software-development-life-cycle-tutorial.html#:~:text=Summary%201%20The%20Software%20Development%20Life%20Cycle%20%28SDLC%29,set%20of%20activities%20and%20deliverables%20More%20items...%20
https://hackr.io/blog/sdlc-methodologies

Anggota Kelompok:

Gilang Muhammad H. H.                D1041201015      
Felix Theonaldo                               D1041201024
Isaac Marlon Marpaung                   D1041201037
Muhammad Maulana Zakaria          D1041201060
Wilson Jap                                        D1041211050

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baru dari Bujang Kurir: Bujang Lapok

Analisis dan Perancangan Basis Data

Konsep Dasar Data, Informasi, dan Pengetahuan